Rematik di Usia Muda, kok bisa?
8 Juni 2024 6:54 am

Rematik di Usia Muda, kok bisa?

Rematik di Usia Muda, kok bisa?
Rematik adalah radang pada sendi akibat kondisi autoimun, yaitu ketika sistem kekebalan tubuh berbalik menyerang sendi tubuh. Salah satu jenis rematik adalah rheumatoid arthritis.

sering kali dikelompokkan dalam penyakit radang sendi atau arthritis. Namun, rematik sendiri sebenarnya juga mencakup banyak kondisi lain, seperti rheumatoid arthritis, osteoarthritis, sindrom Sjögren, ankylosing spondylitis, dan lupus.

-
Rematik lebih dikenal sebagai penyakit yang menyerang sistem otot dan tulang. Padahal, rematik juga dapat menyebabkan kerusakan pada organ lain, seperti jantung, paru-paru, sistem saraf, ginjal, kulit, dan mata.Jika tidak segera ditangani, rematik bisa menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah rasa tidak nyaman akibat nyeri yang dapat mengganggu penderitanya dalam beraktivitas.

Penyebab Rematik

Belum diketahui apa penyebab sebagian besar penyakit rematik. Namun, ada beberapa kondisi yang diduga terkait dengan masing-masing jenis penyakit ini. Berikut adalah penjelasannya:

1. Rheumatoid arthritis

Rheumatoid arthritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan-jaringan yang membentuk sendi. Kondisi ini diduga terkait dengan faktor keturunan (genetik), juga infeksi virus atau bakteri.

2. Sindrom Sjögren

Sindrom Sjögren terjadi ketika sistem kekebalan tubuh keliru menyerang kelenjar penghasil cairan, seperti air liur atau air mata. Sama seperti pada rheumatoid arthritis, kondisi ini diduga terkait dengan kelainan genetik yang disertai infeksi bakteri atau virus.

3. Ankylosing spondylitis

Ankylosing spondylitis adalah peradangan pada bantalan di tulang belakang yang ditandai dengan kaku dan nyeri di tulang belakang. Penyebab kondisi ini belum diketahui secara pasti, tetapi diduga berhubungan dengan kelainan pada gen HLA-B27.

4. Lupus

Lupus terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel dan jaringan sehat. Kondisi ini menyebabkan peradangan di berbagai organ tubuh, seperti sendi, kulit, ginjal, sel darah, otak, jantung, atau paru.Penyebab terjadinya lupus masih belum diketahui. Namun, paparan sinar matahari, infeksi, atau obat-obatan tertentu, diduga dapat memicu kemunculan gejala lupus.

5. Artritis psoriasis

Artritis psoriasis adalah radang sendi yang terjadi pada penderita psoriasis. Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh tidak hanya menyerang kulit, tetapi juga sendi.Artritis psoriasis diduga terkait dengan kelainan genetik dan faktor keturunan. Selain itu, kondisi ini juga dapat dipicu oleh cedera fisik, serta infeksi virus atau bakteri.

Faktor risiko rematik

Di samping kondisi-kondisi di atas, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit rematik, yakni:
  • Usia Risiko terkena penyakit rematik, terutama rheumatoid arthritis, makin meningkat seiring bertambahnya usia.
  • Jenis kelamin Perempuan lebih berisiko terserang rheumatoid arthritis, lupus, atau sindrom Sjögren. Sementara ankylosing spondylitis diketahui lebih sering terjadi pada pria.
  • Infeksi Paparan infeksi diperkirakan dapat memicu perkembangan penyakit rematik, seperti lupus dan skleroderma.
  • Kondisi tertentu Rematik lebih berisiko dialami oleh orang yang menderita kondisi tertentu, seperti penyakit ginjal, hipertensi, hipertiroidisme, obesitas, diabetes, cedera, dan menopause dini.
  • Faktor lingkungan Paparan asap rokok dan polusi udara juga diduga dapat meningkatkan risiko rematik.
Sebagian masyarakat di Indonesia masih menganggap bahwa mandi pada malam hari dapat menyebabkan rematik. Faktanya, mandi malam tidak menyebabkan rematik. Namun, suhu dingin diketahui dapat memperburuk nyeri pada sebagian penderita rematik.

Umumnya, gejala rematik pada masing-masing penderita berbeda karena perbedaan respons imun tiap orang. Berikut adalah gejala yang paling umum ditemui pada penderita penyakit rematik:
  • Nyeri sendi
  • Bengkak pada sendi
  • Sendi kaku
  • Hangat dan kemerahan di area sendi
  • Kelelahan
  • Demam
  • Berat badan menurun
Selain gejala di atas, ada beberapa gejala spesifik yang mungkin dialami oleh penderita rematik. Berikut adalah gejala berdasarkan jenis penyakit rematik:
1. Gejala rheumatoid arthritis
  • Sendi kaku yang memburuk pada pagi hari atau bila lama tidak digerakkan
  • Demam
  • Hilang nafsu makan
2. Gejala sindrom Sjögren
  • Mulut kering
  • Mata kering, perih, dan merah
  • Pembengkakan pada salah satu kelenjar air liur, yaitu kelenjar liur di pipi (parotis)
3. Gejala ankylosing spondylitis
  • Kaku dan sakit di punggung saat berdiri atau istirahat
  • Rasa sakit mulai dari bawah sampai ke atas tulang belakang
  • Nyeri di bokong dan punggung bagian bawah yang timbul secara perlahan
  • Nyeri di bagian tubuh antara leher dan tulang belikat
4. Gejala lupus
  • Rambut rontok
  • Sensitif terhadap sinar matahari
  • Nyeri dada
  • Ruam di sekitar pipi yang berbentuk seperti kupu-kupu
  • Munculnya fenomena Raynaud, yakni perubahan pada warna jari-jari tangan atau kaki saat terpapar cuaca dingin
5. Gejala artritis psoriasis
  • Pembengkakan jari tangan atau kaki yang disertai nyeri dan rasa hangat
  • Nyeri di tumit atau telapak kaki
  • Sakit pinggang
  • Peradangan pada mata
  • Ruam yang tebal dan bersisik di kulit

Diagnosis Rematik

Dokter akan terlebih dahulu melakukan tanya jawab dengan pasien terkait keluhan yang dialami. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada area sendi yang kemerahan, nyeri, kaku, atau mengalami pembengkakan.Selanjutnya, dokter akan memastikan diagnosis dengan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:

Tes darah

Tes darah bertujuan untuk mendeteksi tanda peradangan, keberadaan antibodi tertentu, atau gangguan fungsi organ. Beberapa tujuan lain dari tes darah pada penyakit rematik adalah:
  • Mendeteksi keberadaan faktor rheumatoid pada rheumatoid arthritis
  • Menilai fungsi hati serta kadar antibodi anti-La dan anti-Ro pada sindrom Sjögren
Pada pasien yang diduga terserang lupus, dokter akan melakukan hitung darah lengkap, tes laju endap darah, dan tes antibodi antinuclear, untuk memastikan diagnosis.

Pemindaian

Pemindaian bertujuan untuk mendeteksi peradangan dan penumpukan cairan, serta perubahan pada tulang dan sendi dengan lebih jelas. Jenis pemindaian yang dapat dilakukan oleh dokter dapat berupa foto Rontgen, USG, CT scan, atau MRI.

Pemeriksaan lain

Selain pemeriksaan penunjang di atas, dokter dapat melakukan pemeriksaan lain untuk mendiagnosis jenis penyakit rematik tertentu, yaitu:1. Pemeriksaan sindrom Sjögren
  • Tes Schirmer dan tear break-up time, untuk memeriksa dan mengukur produksi air mata oleh kelenjar air mata
  • Tes produksi air liur, untuk mengetahui jumlah air liur yang diproduksi
  • Biopsi atau pemeriksaan sampel jaringan dari bibir bagian dalam, untuk mendeteksi keberadaan limfosit di dalam jaringan
2. Pemeriksaan lupus
  • Tes urine
  • Pemeriksaan fungsi ginjal dan hati
  • Ekokardiografi
3. Pemeriksaan ankylosing spondylitis, yaitu dengan memeriksa gen HLA-B27

Pengobatan Rematik

Pengobatan rematik bertujuan untuk mengendalikan penyakit dan meredakan gejala yang dialami pasien. Umumnya, dokter akan meresepkan obat antiinflamasi non steroid (OAINS) untuk meredakan nyeri. Namun, pada pasien dengan nyeri parah, dokter akan meresepkan obat yang mengandung kortikosteroid.Selain meresepkan obat-obatan, dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan sejumlah hal berikut untuk membantu meredakan gejala:
  • Mengelola stres dengan baik
  • Berolahraga rutin
  • Beristirahat yang cukup
  • Menjalani pola makan sehat, lengkap, dan bergizi seimbang
Pada kasus yang berat, pasien akan dirujuk ke dokter spesialis reumatologi untuk mendapatkan penanganan yang lebih rinci dan untuk mencegah komplikasi yang parah.

Komplikasi Rematik

Penyakit rematik yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius. Berikut ini adalah komplikasi rematik berdasarkan jenis penyakit yang dialami pasien:1. Komplikasi rheumatoid arthritis
  • Jari-jari menjadi bengkok karena sendinya rusak
  • Carpal tunnel syndrome
  • Penyakit jantung
  • Kerusakan saraf leher jika sendi leher yang terserang
  • Limfoma
  • Osteoporosis
  • Insomnia
2. Komplikasi sindrom Sjögren
  • Kerusakan mata atau kebutaan
  • Limfoma non-Hodgkin
  • Hipotiroidisme
  • Neuropati perifer
  • Penyakit ginjal, seperti batu ginjal atau radang ginjal
  • Fenomena Raynaud
3. Komplikasi ankylosing spondylitis
  • Osteoporosis
  • Radang mata (iritis)
  • Gangguan pada jantung
  • Sindrom cauda equina
4. Komplikasi lupus
  • Gagal ginjal
  • Pleuritis
  • Peradangan pembuluh darah (vaskulitis)
  • Perikarditis
  • Kematian jaringan tulang atau avaskular nekrosis
  • Komplikasi kehamilan, seperti keguguran, kelahiran prematur, preeklamsia, dan cacat jantung pada janin
  • Kejang
5. Komplikasi artritis psoriasis
  • Artritis mutilans, yaitu kerusakan pada tulang-tulang kecil di jari tangan yang dapat menyebabkan kelainan bentuk dan cacat permanen
  • Tekanan darah tinggi
  • Penyakit metabolik
  • Diabetes
  • Penyakit jantung

Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti cara untuk mencegah rematik. Namun, pada beberapa kasus, menghindari dan mengurangi faktor risiko dapat mencegah kemunculan rematik.Penderita rematik juga disarankan untuk menghindari beberapa hal yang berpotensi memperburuk penyakit, seperti stres, infeksi bakteri atau virus, obat-obatan tertentu, atau paparan sinar matahari.
GlukomaApa Itu Glaukoma? Glaukoma adalah sekelompok kondisi mata yang merusak saraf optik.Adapun fungsi saraf optik adalah mengirimkan informasi visual dari mata ke otak untuk memaksimalkan penglihatan. Kerusakan saraf optik sering berkaitan dengan tekanan tinggi pada mata.Tetapi kondisi ini bisa terjadi bahkan dengan tekanan mata normal.Kondisi mata ini dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua.Kondisi ini adalah salah satu penyebab utama kebutaan bagi orang berusia lebih dari 60 tahun. Banyak jenis kondisi ini juga tidak memiliki tanda-tanda peringatan.Efeknya sangat bertahap sehingga pengidapnya mungkin tidak menyadari adanya perubahan penglihatan sampai kondisinya berada pada tahap selanjutnya.Karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan mata secara teratur yang mencakup pengukuran tekanan mata.Pasalnya, jika kondisi mata ini terdeteksi sedari awal, risiko kehilangan penglihatan dapat kamu perlambat atau cegah. . . . Penyebab
Apakah Asam Lambung Mematikan, Ini JawabannyaApakah asam lambung mematikan mungkin menjadi salah satu pertanyaan yang sering dilontarkan apabila penyakit tersebut sampai menyebabkan sesak napas. Terlebih, penyakit ini juga bisa memicu munculnya rasa seperti terbakar di tenggorokan. . . Penyakit asam lambung terjadi ketika fungsi cincin otot atau katup yang memisahkan kerongkongan bagian bawah dengan lambung melemah. Akibatnya, katup tersebut tidak dapat menutup dengan sempurna dan membuat asam lambung naik ke kerongkongan. . Saat naik ke kerongkongan, asam lambung bisa menyebabkan iritasi. Kondisi inilah yang sering memicu terjadinya beragam keluhan yang membuat penderitanya khawatir, termasuk sesak napas dan rasa seperti terbakar di tenggorokan. Lantas, apakah asam lambung mematikan karena memicu keluhan-keluhan tersebut? . . Apakah Asam Lambung Mematikan dan Jawabannya. Sebelum membahas apakah asam lambung mematikan atau tidak, Anda perlu mengetahui berbagai keluhan lain yang bisa terjadi ketika mengalami
-
Rp 200.000
Rp 180.000
REMASTOP
-
Rp 220.000
Rp 200.000
MADU ON
-
Rp 220.000
Rp 200.000
VISOSPECT
-
Rp 350.000
Rp 330.000
TITAN GEL GOLD
`Lihat Lagi
`Berakhir
Social Media
Konsultasi
085852704610
085852704610
teammarketplace84@gmail.com
Berita Newsletter
`Berlangganan
-
@2024 Fatikha Jagad Rejeki Inc.