Penyakit jantung sering dianggap datang secara tiba-tiba dan langsung memberi efek yang buruk bagi kesehatan manusia hingga kematian. Padahal jika ditelisik lebih dalam, ada berbagai penyebab penyakit jantung yang dapat kita waspadai sejak dini. Penyebab penyakit jantung pada umumnya adalah adanya penyumbatan, peradangan, atau kerusakan pada jantung dan pembuluh darah di sekitarnya.
Penyebab umum sakit jantung di atas bisa dipicu karena kebiasaan merokok, kolesterol tinggi, hipertensi, obesitas, hingga diabetes. Selain itu, ternyata ada beberapa hal tak terduga yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
1. Masalah gigi
Seseorang mungkin butuh motivasi ekstra untuk menggosok gigi, terutama sebelum tidur atau setelah makan. Padahal, bakteri di dalam mulut dapat dengan leluasa merusak gigi, jika kita tidak menggosok gigi sebelum tidur. Hal ini karena saat tidur di malam hari, produksi air liur akan berkurang, sehingga mulut jadi kering dan proses penetralan plak tidak berlangsung optimal. Seperti diketahui, salah satu fungsi air liur adalah membersihkan gigi secara alami dan fungsi pertahanan tubuh dari bakteri. Selain menyebabkan plak, bakteri yang berkembang biak di mulut tadi juga merupakan salah satu penyebab bau mulut.
Bakteri di gigi juga dapat mengakibatkan masalah jantung. Kaitan antara gigi dengan penyakit jantung masih butuh penelitian lebih lanjut. Namun, beberapa ahli berpikir bakteri dari gusi Anda dapat pindah ke aliran darah, lalu menyebabkan peradangan pembuluh darah dan masalah jantung lainnya. Untuk mencegah hal ini, selain rajin menggosok gigi, Anda juga disarankan untuk periksa gigi setiap enam bulan sekali.
2. Kerja shift
Bekerja dengan sistem shift, terutama di malam hari atau jam yang tidak teratur dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Menurut sebuah penelitian di Western University, Kanada, kerja shift memiliki dampak buruk pada ritme sirkadian tubuh. Hal itu dapat membahayakan jantung Anda. Jadi, apabila Anda merupakan orang yang bekerja dalam sistem shift, terapkan gaya hidup sehat untuk menurunkan risiko penyakit jantung, seperti olahraga, konsumsi makanan seimbang, dan jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan rutin.
3. Lalu lintas padat
Kebanyakan orang mengalami stres saat terjebak di tengah kemacetan atau padatnya lalu lintas. Tak cuma stres, kebisingan suara klakson dan mesin kendaraan juga meningkatkan risiko serangan jantung. Cobalah untuk meredakan atau mengurangi stres di jalanan dengan mendengarkan musik yang menenangkan atau minum air putih.
4. Menopause dini
Henti haid atau menopause yang terjadi lebih awal atau sebelum wanita berusia 46 tahun, dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke. Salah satu penyebabnya ialah penurunan hormon estrogen secara drastis. Sebagaimana diketahui, estrogen erfungsi untuk menebalkan lapisan rahim dan mematangkan sel telur sehingga siap untuk dibuahi.
5. Sleep apnea
Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang berpotensi serius ketika napas berhenti dan berlanjut berulang kali. Faktor risiko sleep apnea antara lain adalah penuaan dan obesitas. Gejalanya meliputi mendengkur keras dan merasa lelah walaupun telah tidur semalaman. Sleep apnea sebaiknya tidak dianggap remeh, sebab gangguan ini terkait dengan tekanan darah tinggi, detak jantung tidak teratur, stroke, dan gagal jantung. Segera kunjungi dokter untuk mengetahui perawatan atau obat yang tepat sehingga Anda dapat bernapa dengan lebih leluasa saat tidur dan terhindar dari penyakit jantung.
6. Kurang tidur
Orang yang kurang tidur berisiko mengalami tekanan darah tinggi dan kolesterol. Kondisi ini paling sering menyebabkan Anda obesitas dan diabetes, di mana keduanya sama-sama bisa menyebabkan masalah jantung. Menurut Kemenkes, waktu tidur terbaik untuk orang dewasa yaitu berkisar antara 7-8 jam setiap harinya.
7. Terlalu banyak olahraga dalam satu waktu
Olahraga sangat baik untuk jantung Anda. Namun, olahraga terlalu keras dapat menyebabkan serangan jantung. Oleh sebab itu, Anda disarankan untuk rutin melakukan olahraga ringan sesuai kemampuan tubuh, seperti berjalan atau joging. Pertimbangkan pula untuk menggunakan monitor jantung saat berolahraga.